YAYASAN NEW 7 WONDERS,KOMODO
Kemarin saya memang ingin vote komodo lewat SMS, niatan itu sudah ada, tp belum jadi juga sampai sekarang, sampai tadi malam saya berbicara banyak sekali sama 'someone' membahas tentang komodo yang katanya mau dijadikan one of new seven wonders in the world. Hemm..banyak yang kami bicarakan, termasuk membahas tentang yayasan seven wonders itu sendiri.
Tentang Yayasan New Seven wonders (N7W)... Banyak pertanyaan tentang yayasan ini, tentang kredibilitasnya, tentang transparansi hasil voting smsnya..wah wah, yang tidak jelas-jelas selalu menimbulkan keraguan, begitupun saya yang ragu, yang akhirnya urung untuk melakukan SMS vote for komodo.
Alamat Yayasan New Seven Wonders pun dipertanyakan, Hasil penulusuran dari web N7W, N7W berpusat di Swiss dengan alamat Höschgasse 8, P.O. Box 1212, 8034 Zurich. Dikabarkan oleh okezone.com bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Swiss mengadakan kunjungan ke alamat yang tertulis sebagai kantor Yayasan N7W, ternyata kode pos dari alamat yang diberikan tidak sesuai, seharusnya alamat itu adalah: Höschgasse 8, P.O. Box 1212, 8008 Zurich, dimana terdapat Museum Heidi Weber yang diarsiteki oleh Le Corbusier dan selesai dibangun pada tahun 1967. Museum itu hanya buka pada musim panas (Juni, Juli, Agustus) dari jam 14.00 - 17.00, nha lho...terus kantor pusatnya di mana yang benar.
Di mata masyarakat Swiss sendiri Yayasan N7W tidak dikenal, dan bukan bagian dari UNESCO. Sebagaimana diketahui, pada 1991, Taman Nasional Komodo bersama Taman Nasional Ujungkulon, Candi Borobudur, dan Candi Prambanan oleh UNESCO dimasukkan sebagai warisan dunia. Karena reputasi UNESCO sebagai badan khusus PBB yang didirikan pada 1945 itu jauh melampaui N7W. Tanpa N7W Indonesia sudah terkenal dengan komodonya, banyak wisatawan datang ke pulau komodo bukan mendapatkan informasi dari N7W, tapi dari sumber lain, salah satunya UNESCO, jadi Indonesia tidak perlu takut pamor komodo hilang dari list kunjungan wisatawan mancanegara.
Disisi lain nantinya kalau Taman Nasional Komodo dijadikan salah satu N7W apa tidak dikhawatirkan lonjakan wisatawan massal yang datang ke TNK akan mengganggu habitat komodo. Pakar Komodo Professor Putra Sastrawan mengatakan, jika Taman Nasional Komodo (TNK) menjadi tujuan pariwisata massal malah bisa mempercepat kepunahan hewan purba itu.Bukan sekadar ocehan tanpa dasar, bapak Putra mengatakan hal itu. Bertolak pada data populasi Komodo 1970 silam yang mencapai 5.500 ekor, kini menurun hingga sekitar tiga ribu ekor. Terbanyak di pulau Komodo mencapai 1.600 ekor dan sisanya disekitar pulau kawasan Flores NTT.
Perlu kita ketahui saja Komodo itu sensitif lho terhadap manusia. Oleh sebab itu, pakar berusia 69 tahun berharap agar keberadaan Komodo tidak asal dijadikan terkenal. Baginya, mencari status "keajaiban" justru bisa menjadi bumerang kalau tidak dilakukan dengan benar seperti hanya untuk mendatangkan wisatawan. Wah bapak putra Saya setuju sangat dengan anda..
Polemik lain yang muncul dari Yayasan NSW adalah pada awal Desember 2010 menyatakan setuju Indonesia dalam hal ini Jakarta sebagai Tuan Rumah Penyelenggaraan (Official Host) deklarasi 7 keajaiban dunia alam. Namun syaratnya, Pemerintah Indonesia membayar "license fee" sebagai tuan rumah penyelenggaraan deklarasi sebesar 10 juta dolar AS, serta menyiapkan 35 juta dolar AS sebagai biaya penyelenggaraan acara deklarasi. Padahal Kemenbudpar baru sekadar menyatakan minat untuk menjadi tuan rumah namun sama sekali belum menandatangani persetujuan apapun maupun mendaftarkan proposal "bidding" resmi seperti yang disyaratkan yayasan N7W pada dokumen New7Wonders Official Host Worldwide Bidding Tender.
Permintaan itu kemudian ditolak oleh Kemenbudpar karena dinilai tidak realistis. Namun sebagai reaksi penolakan itu, yayasan N7W pada akhir Desember 2010 mengancam akan mengeliminasi TNK sebagai finalis N7W. Uang sebanyak itu lebih baik digunakan untuk iklan pariwisata Indonesia sajalah, atau digunakan untuk pengelolaan pariwisata agar lebih tertata dan menarik. Pada 7 Februari 2011, yayasan N7W memutuskan untuk tetap mempertahankan TNK sebagai finalis namun melakukan tindakan penghapusan peran Kemenbudpar sebagai OSC.Tambah siip saja ini yayasan..heheheheh...
Yang jelas dari semua ini, kalau memang Yayasan New Seven Wonders (N7W) berniat memberi penghargaan ajang keajaiban dunia harusnya free donk, tanpa ada embel-embel uang segala, terus perlu di kaji lagi apa kita yakin keberadaan Komodo tidak akan terusik nantinya kalau dijadikan New Seven Wonders, yaah meskipun saya tidak begitu yakin juga N7W dapat mengangkat nama Komodo, Komodo sudah lama tekenal jauh sebelum ada N7W.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar