Dari definisinya sendiri kita tahu, apa itu air, apa itu tembok, dan apa
itu palu godam, air bisa sangat lembut, bisa sangat keras dan bisa sangat kuat,
memiliki power yang begitu besar, dan tembok bisa jadi suatu yang kokoh tak
mudah goyah dan tak mudah roboh untuk dihancurkan, sedangkan palu godam adalah
palu/martil yang besar, tebuat dari besi/baja yang sangat kuat. Pernah melihat
film Thor? Senjata yang ia gunakan bisa dianggap sebuah palu godam.
Tidak semua permasalahan dapat
diatasi dengan emosi dan kekerasan, perlu otak yang dingin, nalar yang kuat dan
kemampuan berkomunikasi yang baik untuk mengatasi masalah tersebut. Seperti halnya kalau kita ingin menggenggam pasir, jangan genggam pasir itu dg erat dan kuat
karena kita tidak akan mendapati apa-apa, genggamlah pasir itu selemah mungkin,
serapat mungkin jari-jari kita saling menyatu, maka
hasil yang didapat pun tidak akan mengecewakan. Emosi dan kekerasan
tidak pernah menyelesaikan masalah, pasti ada luka, pasti ada dendam dan pasti
menjadi never ending story. Pun sama seperti kisah antara air, tembok dan palu
godam. Masing-masing memiliki sifat yang menonjol, air dengan kemampuan
meresapnya, kemampuan flexibilitynya, tembok dengan sifat kokohnya dan palu
godam dengan sifat kuatnya. Anggaplah didepan kita ada masalah, sebuah tembok
yang kokoh berdiri mengahalangi jalan/tujuan yang kita inginkan. Bagaimana
bisa kita melewatinya? Menghancurkan tembok itu dengan sebuah palu godam, atau
kita belajar dari sifat air. Air yang begitu luwes dan bersifat fleksibel bisa
dengan mudah menembus tembok yang kokoh itu hanya dengan memeluknya..sedangkan
palu godam harus mengerahkan seluruh kekuatan untuk menembus tembok itu, ya
cara satu-satunya yang bisa dilakukan hanya dengan menghancurkan tembok yang
jadi penghalang itu. Jadi, Mana yang lebih elegan diantara dua cara tersebut?
Kita bisa saja menjadi air yang
luwes, kita juga bisa menjadi seperti palu godam yang arogan, dan kita bisa
juga menjadi tembok, tembok yang melindungi ataupun tembok yang menghalangi,
semuanya tergantung bagaimana kita bisa
menempatkan diri. Berpikir bijak, supel, tidak mementingkan arogansi, dan tidak
mendahulukan emosi menjadi kunci penting dalam mengahadapi suatu masalah baik
di kantor, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat tempat kita tinggal. Hanya
orang terpelajar dan berperilaku baik yang menyelesaikan masalahnya dengan
intelek dan elegan. Keras, arogan bukan berarti bisa menang dan jadi symbol
kekuatan kita, justru sifat air yang luwes dan fleksibel bisa menjadi symbol kecerdasan kita untuk
menyelesaikan semua masalah. Luwes bukan berarti lemah, lihat saja air apa dia
terlihat lemah, tidak sedikitpunkan? lihat saja bagaimana dia bisa menjadi
salah satu sumber tenaga terbesar didunia ini.
Dari air, tembok dan palu godam
kita banyak mengambil pelajaran, dan yang paling terpenting adalah saat kita
sibuk melewati tembok penghalang yang ada didepan kita, pastikan kita tidak
sedang menjadi tembok penghalang bagi orang lain.