Selasa, 11 Agustus 2015

Antara Air, Tembok Dan Palu Godam


Dari definisinya sendiri kita tahu, apa itu air, apa itu tembok, dan apa itu palu godam, air bisa sangat lembut, bisa sangat keras dan bisa sangat kuat, memiliki power yang begitu besar, dan tembok bisa jadi suatu yang kokoh tak mudah goyah dan tak mudah roboh untuk dihancurkan, sedangkan palu godam adalah palu/martil yang besar, tebuat dari besi/baja yang sangat kuat. Pernah melihat film Thor? Senjata yang ia gunakan bisa dianggap sebuah palu godam.
Tidak semua permasalahan dapat diatasi dengan emosi dan kekerasan, perlu otak yang dingin, nalar yang kuat dan kemampuan berkomunikasi yang baik untuk mengatasi masalah tersebut. Seperti halnya kalau kita ingin menggenggam pasir, jangan genggam pasir itu dg erat dan kuat karena kita tidak akan mendapati apa-apa, genggamlah pasir itu selemah mungkin, serapat mungkin jari-jari kita saling menyatu,  maka hasil yang didapat pun tidak akan mengecewakan. Emosi dan kekerasan tidak pernah menyelesaikan masalah, pasti ada luka, pasti ada dendam dan pasti menjadi never ending story. Pun sama seperti kisah antara air, tembok dan palu godam. Masing-masing memiliki sifat yang menonjol, air dengan kemampuan meresapnya, kemampuan flexibilitynya, tembok dengan sifat kokohnya dan palu godam dengan sifat kuatnya. Anggaplah didepan kita ada masalah, sebuah tembok yang kokoh berdiri mengahalangi  jalan/tujuan yang kita inginkan. Bagaimana bisa kita melewatinya? Menghancurkan tembok itu dengan sebuah palu godam, atau kita belajar dari sifat air. Air yang begitu luwes dan bersifat fleksibel bisa dengan mudah menembus tembok yang kokoh itu hanya dengan memeluknya..sedangkan palu godam harus mengerahkan seluruh kekuatan untuk menembus tembok itu, ya cara satu-satunya yang bisa dilakukan hanya dengan menghancurkan tembok yang jadi penghalang itu. Jadi, Mana yang lebih elegan diantara dua cara tersebut?
Kita bisa saja menjadi air yang luwes, kita juga bisa menjadi seperti palu godam yang arogan, dan kita bisa juga menjadi tembok, tembok yang melindungi ataupun tembok yang menghalangi, semuanya   tergantung bagaimana kita bisa menempatkan diri. Berpikir bijak, supel, tidak mementingkan arogansi, dan tidak mendahulukan emosi menjadi kunci penting dalam mengahadapi suatu masalah baik di kantor, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat tempat kita tinggal. Hanya orang terpelajar dan berperilaku baik yang menyelesaikan masalahnya dengan intelek dan elegan. Keras, arogan bukan berarti bisa menang dan jadi symbol kekuatan kita, justru sifat air yang luwes dan fleksibel  bisa menjadi symbol kecerdasan kita untuk menyelesaikan semua masalah. Luwes bukan berarti lemah, lihat saja air apa dia terlihat lemah, tidak sedikitpunkan? lihat saja bagaimana dia bisa menjadi salah satu sumber tenaga terbesar didunia ini.

Dari air, tembok dan palu godam kita banyak mengambil pelajaran, dan yang paling terpenting adalah saat kita sibuk melewati tembok penghalang yang ada didepan kita, pastikan kita tidak sedang menjadi tembok penghalang bagi orang lain.